1. Asam Folat
Ibu hamil memerlukan asam folat yang cukup untuk mencegah cacat pada sistem saraf bayi (neural tube defect – NTD). Biasanya NTD ini mulai berkembang di 28 hari pertama setelah pembuahan, sayangnya pada masa ini kebanyakan ibu belum menyadari bahwa ia sedang hamil. Oleh karena itu, bagi ibu yang telah merencanakan kehamilan mesti memenuhi kebutuhan asam folat sekitar 400–800 mikrogram setiap hari. Susu khusus ibu hamil biasanya sudah disertai asam folat yang baik untuk janin. Namun, jika ibu tidak mengonsumsi susu ibu hamil, maka bisa mengonsumsi makanan dengan kandungan asam folat. Sayuran hijau, sereal gandum, kacang-kacangan, dan jeruk mengandung asam folat yang baik untuk kandungan.
2. Vitamin D
Setidaknya ibu yang sedang hamil dan menyusui mesti memenuhi kebutuhan vitamin D harian sebanyak 10 miligram. Terpenuhinya vitamin D dapat membantu menunjang kesehatan tulang dan gigi. Bagi ibu hamil, vitamin D berguna untuk menunjang pertumbuhan tulang bayi dalam kandungan. Jika kekurangan vitamin D dapat memberikan dampak negatif pada tulang, sehingga tidak tumbuh secara maksimal. Ibu hamil dapat mendapatkan asupan vitamin D alami dari ikan, seperti salmon dan sarden, telur, serta daging. Selain itu, berjemur di bawah sinar matahari juga bisa menambah asupan vitamin D yang dibutuhkan tubuh, lho.
3. Kalsium
Vitamin ibu hamil yang selanjutnya adalah kalsium. Asupan kalsium yang dibutuhkan ibu hamil adalah sekitar 1.000 miligram setiap hari. Sama seperti halnya vitamin D, kalsium sangat bermanfaat untuk menunjang kesehatan tulang dan gigi bayi dalam kandungan. Kalsium membantu janin untuk tumbuh dan membentuk tulangnya, sehingga dia bisa tumbuh sempurna. Ibu bisa mendapatkan sumber kalsium dari makanan, seperti tahu, tempe, yoghurt, susu, sayuran hijau, dan kacang-kacangan. Jadi, masukkan makanan-makanan ini dalam sumber asupan harian, ya.
4. Zat Besi
Oksigen yang mengalir ke semua bagian tubuh dibawa oleh sel darah merah. Oleh karena itu, ibu hamil mesti memiliki zat besi yang cukup. Zat besi berguna untuk membentuk sel-sel darah merah. Jika kekurangan zat besi, ibu bisa terkena anemia yang berakibat pada kondisi fisik yang mudah lelah, pusing, lemah, dan pucat. Selain itu, zat besi bagi janin dalam kandungan juga penting untuk menunjang pertumbuhannya. Kekurangan zat besi pada janin dapat berisiko membuatnya mengidap anemia ketika lahir. Selain itu, risiko Si Kecil lahir prematur dan berat badan rendah pun semakin meningkat.